Prestasi Indonesia di Asian Games 2018 dan Kaitannya Dengan Olimpiade Tokyo 2020
Tidak terasa, euphoria kegiatan
Asian Games di tanah air tiga tahun telah berlalu. Kegiatan ini diselenggarakan tepatnya
pada tanggal 18 Agustus sampai dengan tanggal 2 September 2018 yang lalu dengan
mempertandingkan sekitar 50 cabang olahraga yang diikuti
oleh 44 negara di wilayah Asia. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk yang ke 18
kalinya.
Indonesia sebagai
penyelenggara berhasil meraih 31 medali emas, 24 medali perak dan 43 medali
perunggu sehingga mampu berada di posisi ke 4 sekaligus melampaui target dari
Presiden Joko Widodo yang menargetkan 16 medali emas dan masuk 10 besar. Adapun
cabang olahraga yang menyumbang medali emas untuk Indonesia adalah cabang
Taekwondo, Wushu, Balap Sepeda Gunung ( 2 ), Angkat Besi, Paralayang ( 2 ),
Panjat Tebing ( 3 ), Dayung, Tenis, Karate, Jet Ski, Pencak Silat ( 14 ),
Bulutangkis ( 2 ), dan Sepak Takraw.
Sementara itu dari 13
cabang olahraga peraih medali emas Asian Games untuk Indonesia, hanya 7 cabang
yang akan dipertandingkan di Olimpiade ke 32 tahun 2020 yang akan
diselenggarakan di Tokyo Jepang yang akan mempertandingkan 33 cabang olahraga.
Ke 7 cabang olahraga itu adalah Taekwondo, Angkat Besi, Panjat Tebing, Dayung,
Tenis, Karate dan Bulutangkis. Dari 7 cabang olahraga tersebut, hanya
Bulutangkis yang pernah menyumbang medali emas, tepatnya 7 medali emas.
Berdasarkan data dan fakta
ini, Indonesia melalui Kemenpora harus secepatnya membuat kebijakan untuk
melanjutkan pola pembinaan dengan strategi yang berbeda. Strategi meraih medali
emas Olimpiade harus berdasarkan peluang keberhasilan dan didukung oleh semua
pihak yang terkait. Seperti yang pernah dilakukan oleh pemerintahan orde baru
menghadapi olimpiade Barcelona 1992. Persiapan dilakukan bertahun-tahun
sebelumnya dari berbagai aspek dan kajian, termasuk melalui seminar-seminar.
Salah satu seminar yang
dilaksanakan mengambil topik “Strategi Meraih Medali Emas Olimpiade” yang dilaksanakan
tiga tahun sebelum pelaksanaan olimpiade, tepatnya di tahun 1989 dimana penulis
yang saat itu masih berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga
dan Kesehatan IKIP Jakarta turut hadir sebagai peserta. Kesimpulannya adalah
“pembinaan harus menggunakan skala prioritas” dan yang saat itu menjadi
prioritas utama adalah cabang bulutangkis. Bahkan Presiden RI saat itu Soeharto
ikut berpesan dengan mengatakan “Do the best” kepada PBSI. Hasilnya, PBSI
menjawab dengan raihan dua medali emas, dua medali perak dan satu medali
perunggu.
Oleh sebab itu pembinaan menuju
olimpiade Tokyo yang penyelenggaraannya sudah dipastikan di undur harus
menggunakan skala prioritas berdasarkan pengalaman partisipasi di Olimpiade.
Prioritas yang pertama jelas pada cabang olahraga Bulutangkis yang sudah
memberi kontribusi 19 medali, kemudian cabang olahraga Angkat Besi dengan
kontribusi 12 medali. Sampai saat ini, memang ke 2 cabang olahraga itu yang
menjadi andalan Indonesia untuk meraih medali di ajang Olimpiade.Untuk
Olimpiade Tokyo yang akan dilaksanakan tanggal 23 Juli sampai dengan tanggal 8
Agustus 2021, mungkin cabang olahraga Panjat Tebing bisa ditambahkan ke dalam
prioritas, berkat keberhasilannya di berbagai event internasional yang luar
biasa hingga banyak mendapat pujian. Semoga keberhasilan Indonesia di Asian
Games 2018 mampu di tularkan di Olimpiade Tokyo 2020 yang diundur ke tahun 2021
akibat pandemic covid 19. Semoga sisa waktu beberapa bulan ini mampu dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar