judul animasi

Selasa, 09 Maret 2021

Prestasi Indonesia di Asian Games 2018 dan Kaitannya Dengan Olimpiade Tokyo 2020

 

Tidak terasa, euphoria kegiatan Asian Games di tanah air tiga tahun telah berlalu. Kegiatan ini diselenggarakan tepatnya pada tanggal 18 Agustus sampai dengan tanggal 2 September 2018 yang lalu dengan mempertandingkan sekitar 50 cabang olahraga yang diikuti oleh 44 negara di wilayah Asia. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk yang ke 18 kalinya.

Indonesia sebagai penyelenggara berhasil meraih 31 medali emas, 24 medali perak dan 43 medali perunggu sehingga mampu berada di posisi ke 4 sekaligus melampaui target dari Presiden Joko Widodo yang menargetkan 16 medali emas dan masuk 10 besar. Adapun cabang olahraga yang menyumbang medali emas untuk Indonesia adalah cabang Taekwondo, Wushu, Balap Sepeda Gunung ( 2 ), Angkat Besi, Paralayang ( 2 ), Panjat Tebing ( 3 ), Dayung, Tenis, Karate, Jet Ski, Pencak Silat ( 14 ), Bulutangkis ( 2 ), dan Sepak Takraw.

Sementara itu dari 13 cabang olahraga peraih medali emas Asian Games untuk Indonesia, hanya 7 cabang yang akan dipertandingkan di Olimpiade ke 32 tahun 2020 yang akan diselenggarakan di Tokyo Jepang yang akan mempertandingkan 33 cabang olahraga. Ke 7 cabang olahraga itu adalah Taekwondo, Angkat Besi, Panjat Tebing, Dayung, Tenis, Karate dan Bulutangkis. Dari 7 cabang olahraga tersebut, hanya Bulutangkis yang pernah menyumbang medali emas, tepatnya 7 medali emas.

Berdasarkan data dan fakta ini, Indonesia melalui Kemenpora harus secepatnya membuat kebijakan untuk melanjutkan pola pembinaan dengan strategi yang berbeda. Strategi meraih medali emas Olimpiade harus berdasarkan peluang keberhasilan dan didukung oleh semua pihak yang terkait. Seperti yang pernah dilakukan oleh pemerintahan orde baru menghadapi olimpiade Barcelona 1992. Persiapan dilakukan bertahun-tahun sebelumnya dari berbagai aspek dan kajian, termasuk melalui seminar-seminar.

Salah satu seminar yang dilaksanakan mengambil topik “Strategi Meraih Medali Emas Olimpiade” yang dilaksanakan tiga tahun sebelum pelaksanaan olimpiade, tepatnya di tahun 1989 dimana penulis yang saat itu masih berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Jakarta turut hadir sebagai peserta. Kesimpulannya adalah “pembinaan harus menggunakan skala prioritas” dan yang saat itu menjadi prioritas utama adalah cabang bulutangkis. Bahkan Presiden RI saat itu Soeharto ikut berpesan dengan mengatakan “Do the best” kepada PBSI. Hasilnya, PBSI menjawab dengan raihan dua medali emas, dua medali perak dan satu medali perunggu.

Oleh sebab itu pembinaan menuju olimpiade Tokyo yang penyelenggaraannya sudah dipastikan di undur harus menggunakan skala prioritas berdasarkan pengalaman partisipasi di Olimpiade. Prioritas yang pertama jelas pada cabang olahraga Bulutangkis yang sudah memberi kontribusi 19 medali, kemudian cabang olahraga Angkat Besi dengan kontribusi 12 medali. Sampai saat ini, memang ke 2 cabang olahraga itu yang menjadi andalan Indonesia untuk meraih medali di ajang Olimpiade.Untuk Olimpiade Tokyo yang akan dilaksanakan tanggal 23 Juli sampai dengan tanggal 8 Agustus 2021, mungkin cabang olahraga Panjat Tebing bisa ditambahkan ke dalam prioritas, berkat keberhasilannya di berbagai event internasional yang luar biasa hingga banyak mendapat pujian. Semoga keberhasilan Indonesia di Asian Games 2018 mampu di tularkan di Olimpiade Tokyo 2020 yang diundur ke tahun 2021 akibat pandemic covid 19. Semoga sisa waktu beberapa bulan ini mampu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Tidak ada komentar: